Dewandakwah.id, Jakarta– Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum DDII, Dr. Adian Husaini, dalam sebuah pertemuan yang turut dihadiri oleh jajaran pimpinan DDII, termasuk Sekretaris Jenderal, Ketua Bidang Pemberdayaan Wilayah, Ketua Bidang Dai, Ketua Bidang Pendidikan, Direktur Laznas dan Wakaf Dewan Dakwah, serta Wakil Sekjen Dr. Misbahul Anam dan Bendahara Umum Dr. Ade Salamun.
Dr. Adian Husaini menjelaskan bahwa program pengiriman dai ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang telah berlangsung sejak awal tahun 1970-an, dipelopori oleh Bapak Mohammad Natsir. Selama 58 tahun lebih, DDII secara konsisten mengirimkan dai ke seluruh penjuru Indonesia, dan jumlah penempatan tahun ini merupakan salah satu yang terbesar.
“Kami sudah berkumpul semua membahas penempatan dai Dewan Dakwah yang Insya Allah tahun ini kita akan menempatkan 225 sarjana S1, sarjana dakwah prodi KPI maupun PMI,” ujar Dr. Adian Husaini.
79 Dai Perempuan Siap Mengabdi sebagai Guru Peradaban
Secara khusus, tahun ini DDII juga akan melepas 79 sarjana dakwah perempuan S1. Mereka akan ditempatkan sebagai “guru-guru peradaban” di berbagai wilayah. Para dai perempuan ini tidak hanya akan mengajar mengaji, tetapi juga berbagai bidang ilmu seperti matematika, serta turut membantu pengembangan ekonomi masyarakat, termasuk koperasi.
Pelepasan 79 dai perempuan ini rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus di Gedung MPR RI, sebuah lokasi yang secara rutin digunakan DDII untuk melepas para dai selama bertahun-tahun.
Para dai ini akan disebar ke berbagai provinsi di Indonesia, mencakup Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Riau, Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, NTT, NTB, Jambi, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Solusi Pengangguran Sarjana dan Pembangunan Peradaban
Dr. Adian Husaini menegaskan bahwa program penempatan dai ini menjadi bukti nyata bahwa seharusnya tidak ada sarjana yang menganggur di Indonesia. Permintaan dai dari daerah sangat tinggi, bahkan para sarjana dakwah DDII sudah terserap habis sebelum diwisuda.
“Ini bukti sarjana kita belum diwisuda sudah terserap habis, permintaan dari daerah,” tegas Dr. Adian.
Para dai ini akan ditempatkan di lembaga-lembaga pendidikan di pelosok Indonesia. Dr. Adian Husaini menyebut program ini sebagai solusi praktis bagi permasalahan pengangguran dan pembangunan masyarakat, mengutip istilah “dai datang, desa terang, desa cemerlang, masyarakat senang.”
Menariknya, sekitar 20-30 persen dai yang ditempatkan oleh DDII memilih untuk tidak kembali ke kota asal mereka. Mereka menetap di lokasi tugas untuk mengembangkan masyarakat setempat dan membangun peradaban dari pedalaman. Dr. Adian Husaini juga menambahkan bahwa di era disrupsi internet saat ini, tidak ada lagi pedalaman, karena semua sudah menjadi warga global.
DDII juga menyampaikan terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan dukungan. Kontribusi donatur adalah amal jariyah yang luar biasa dalam upaya membangun masyarakat melalui dakwah dan pendidikan.