Jakarta – Pepustakaan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) akan menggelar pameran sejarah perjuangan Syafruddin Prawiranegara di Gedung Menara Dakwah, Jl. Kramat Raya 45 Jakarta Pusat.

Hadi Nur Ramadhan bersama kadernya sedang di tugu PDRI. Dikota Bukittinggi ini, Republik Indonesia pernah berdiri
Kepala Biro Perpustakaan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Hadi Nur Ramadhan mengatakan, kegiatan ini adalah upaya untuk mengangkat sosok Presiden yang Terlupakan Syafruddin Prawiranegara yang jasanya banyak dipinggirkan dalam sejarah.
“Syafruddin Prawiranegara berjuang memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia menggantikan posisi Soekarno-Hatta yang ditangkap oleh Belanda dalam agresi militer ke II,” kata Hadi dalam keterangannya, pada Jum’at (19/12/ 2025)
“Berbagai lapisan masyarakat akan hadir dalam acara ini. Baik dari ormas Islam, pelajar sekolah, mahasiswa, dosen, aktivis, pemerhati sejarah, pengurus pesantren, dan pegawai pemerintahan.” ujar Hadi.
Mereka berasal dari wilayah Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang Selatan, dan wilayah-wilayah sekitarnya.
“Kami akan menggelar kegiatan belajar sejarah dengan membuat Pameran Foto dan Dokumen Sejarah untuk mengangkat pengorbanan Syafruddin Prawiranegara, kepada generasi muda,” ucap Hadi dengan penuh semangat.
Pustakawan dan Sejarawan Muda ini mengatakan, peristiwa Bela Negara sejak 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949 sangatlah penting. Saat itu pemerintahan Republik Indonesia lumpuh di tangan penjajah Belanda, dan ibukota harus dipindahkan dari Yogyakarta ke Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Jalan salah satu yang harus ditempuh agar Indonesia yang baru berumur 3 tahun tetap eksis, maka pemerintah RI memberikan mandat kepada Sjafruddin Prawiranegara selaku Menteri Kemakmuran saat itu untuk menjalankan roda pemerintahan,” terang Hadi.

Perang gerilya terhadap Belanda dan Sekutu pun meletus di berbagai daerah di Jawa dan Sumatera , sebagai perjuangan rakyat semesta untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia. Syafruddin, yang juga pejuang merupakan tokoh besar Partai Masyumi itu, menjabat sebagai pemimpin PDRI sekaligus Menteri Pertahanan dan Penerangan.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Al Azhar, Indonesia Pizaro Gozali Idrus, yang akan menjadi akan menjadi pembicara tersebut menyatakan, perjuangan Syafruddin dari Bukittinggi menggema hingga mancanegara.
Tidak hanya memimpin gerilya dari Tanah Sumatera, Syafruddin ikut melebarkan perjuangannya kepada dunia internasional. Sebab Belanda dan Sekutu menyampaikan kepada dunia bahwa Republik Indonesia telah runtuh. Namun Syafruddin membantahnya dengan menegaskan Republik Indonesia masih berdiri tegak.
“Kita mengetahui Belanda dan Sekutu memblokade jalur-jalur penghubung Indonesia dengan luar negeri sejak November 1945. Pak Syaf menunjuk A.A Maramis sebagai Menteri Luar Negeri yang saat itu menjadi Dubes di India agar perjuangan bangsa Indonesia mendapatkan dukungan negara-negara di dunia,” ujar mahasiswa doktor Universitas Sains Malaysia (USM).

Bersama Bu Aisyah Natsir (putri Pahlawan M. Natsir) menggali kisah perjuangan Sjafruddin Prawiranegara
Saat itu, PM India Jawaharlal Nehru meresponsnya dengan menyelenggarakan Konferensi Inter Asian Relation Conference yang kedua pada 20-25 Januari 1949 di New Delhi yang diikuti 19 negara Asia, Afrika, dan Pasifik Selatan.
“Upaya diplomasi PDRI membuka mata dunia atas pelanggaran- pelanggaran yang terus dilakukan penjajah Belanda terhadap Republik Indonesia, sehingga dunia internasional melakukan kecaman dan tekanan terhadap Belanda,” ujar Pizaro
Syafruddin, kata dia, juga orang yang mencetuskan usulan agar Pemerintah RI segera menerbitkan mata uang sendiri sebagai atribut kemerdekaan Indonesia. Tujuannya untuk mengganti beberapa mata uang asing yang masih beredar.
“Pak Syaf yang menekankan kepada Bung Hatta bahwa Indonesia yang merdeka harus memiliki mata uang sendiri,” ungkap Pizaro.
Rencana acara ini akan di gelar pada Senin, 22 Desember 2025.
“Mohon Do’a dan Dukungannya kepada semua pihak. Insya Allah ini menjadi momentum memperkuat Hari Bela Negara.” pungkas Hadi
Humas Dewan Dakwah
Editor: Abu Dzakir