Pada Hari Senin (22/12/2025), umat Islam Indonesia kehilangan seorang tokoh besar, bernama Muhammad Jazir. Ia dikenal sebagai pejuang sejati dan pelopor kemakmuran masjid. Prestasinya dalam memakmurkan Masjid Jogokariyan Yogyakarta telah menginspirasi kebangkitan ribuan masjid di Indonesia.
Kini, sepeninggal beliau, kita mendapatkan amanah untuk terus melanjutkan dan mengembangkan gagasannya agar masjid-masjid di Indonesia menjadi pusat ibadah, pusat pendidikan, pusat peradaban, dan sebagainya.
Ustaz Jazir dikenal sebagai dai yang sangat inovatif. Tahun 1960-an, ia sudah merintis berdirinya TK Al-Quran. Model ini kemudian dikembangkan di berbagai daerah. Banyak inovasi dakwah yang telah beliau contohkan. Wajar, beliau mendapat sejumlah penghargaan sebagai tokoh inovatif dan tokoh perubahan.
Tentu saja, kepergian Ustaz Jazir merupakan kehilangan besar bagi umat Islam. Tapi, syukurlah, Ustaz Jazir telah meninggalkan banyak kader pejuang dakwah yang andal. Amanah perjuangan itu harus dilanjutkan.
Menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan, perjuangan, dan peradaban, bukanlah hal mudah. Kemakmuran masjid bergantung kepada kualitas manusianya. Allah sudah menegaskan, bahwa yang patut memakmurkan masjid adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, beriman kepada Hari Akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya takut kepada Allah saja.
“Sesungguhnya yang (patut) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS 9: 118).
Dalam disertasi Doktornya di Universitas Ibn Khaldun Bogor, tentang Masjid sebagai Pusat Pendidikan Masyarakat, tokoh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Dr. Misbah Malim, menyebutkan, ada sejumlah fungsi masjid: (a) sebagai tempat ibadah (b) tempat musyawarah (c) tempat pelayanan sosial (d) tempat menuntut ilmu (e) tempat latihan dan mengatur strategi (f) pusat bantuan hukum (g) pusat pendidikan (h) pusat ekonomi jamaah.
Dengan fungsi yang begitu ideal, seperti disebut Dr. Misbah Malim, maka masjid memang benar-benar menjadi pusat peradaban. Dalam dialog dengan banyak pengurus masjid, sering terungkap harapan pengurus masjid untuk menjadikan masjidnya sebagai pusat peradaban. Mereka lalu menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung program tersebut.
Merujuk kepada QS 9:118, kunci kesuksesan dalam memakmurkan masjid adalah kualitas manusianya; kualitas pengurus dan jamaahnya. Rasulullah saw sukses menjadikan masjid Nabawi di Madinah sebagai pusat peradaban, dengan cara menyiapkan manusia-manusia yang unggul. Yakni, manusia-manusia terbaik. “Khairun naas qarniy,” kata Nabi saw.
Manusia-manusia terbaik lahir dari proses pendidikan terbaik. Itulah sejatinya salah satu tugas masjid yang sangat penting, yaitu melaksanakan proses pendidikan terbaik untuk melahirkan manusia-manusia terbaik.
Rasulullah saw mencontohkan langsung pendidikan terbaik itu di Masjid Nabawi, melalui pendidikan Ahlus Suffah. Pendidikan di Masjid Nabawi itu terbaik, karena pimpinan dan gurunya adalah yang terbaik, yaitu Rasulullah saw.
Bukan hanya gurunya! Kurikulum pendidikan untuk Ahlus Suffah itu juga terbaik, karena langsung dibimbing oleh wahyu. Pendidikan berlangsung selama 24 jam. Tidak ada ekstrakurikuler. Semuanya kurikuler. Semuanya penting. Selama 24 jam, para santri (sahabat Nabi) menjalani proses pendidikan yang mengutamakan penanaman adab dan penguasaan ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Jika yakin bahwa masjid adalah pusat pendidikan dan peradaban yang terbaik, maka jangan sampai para pengurus dan jamaah masjid menganggap ada lembaga pendidikan lain yang lebih baik dari masjid. Karena itu, kalau mau ikut pendidikan Nabi, jangan hanya tempatnya saja di masjid. Tapi, masjid harus menyiapkan guru-guru terbaik, murid-murid terbaik, kurikulum terbaik.
Aneh, jika ingin menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan dan peradaban, tapi masih membanggakan lembaga pendidikan sekuler. Inilah amanah perjuangan Ustaz Jazir yang perlu kita teruskan dan kita kembangkan. Semoga Allah SWT memberikan tempat yang mulia untuk Ustaz Jazir dan kita semua diberikan kekuatan untuk melanjutkan perjuangan beliau. Amin. (Jakarta, 24 Desember 2025).