Pelantikan Pengurus DDII Kalimantan Timur dan Kota Balikpapan Serta Seminar Pendidikan

by dewandakwah

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) resmi melantik pengurus untuk Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Balikpapan. Acara tersebut turut dirangkaikan dengan seminar bertema “Pendidikan Nasional yang Ideal.”

Dewandakwah.id, Balikpapan Pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Prof. Rahmad Suud, Haji Muhammad Khazin selaku Ketua Kaderisasi dan Pendidikan Ulama MUI Provinsi Kalimantan Timur, serta perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Dalam sambutannya, perwakilan pemerintah berharap DDII dapat mengirimkan dai yang tidak hanya berdakwah, tetapi juga berperan dalam pemberdayaan masyarakat.

Pembacaan Surat Keputusan (SK) Kepengurusan DDII Provinsi Kalimantan Timur serta SK Kepengurusan DDII Kota Balikpapan dan Ikrar dilakukan oleh Dr. Ahmad Misbahul Anam, Wakil Sekretaris Umum DDII.
Ketua Umum DDII, Ustadz Adian Husaini, mengingatkan para pengurus baru untuk tetap fokus menjadikan DDII sebagai gerakan dakwah dan pendidikan. Ia menegaskan bahwa misi dakwah DDII adalah menebarkan rahmat ke seluruh penjuru masyarakat.

“Indonesia adalah salah satu dari tujuh negara paling religius di dunia. Sebanyak 93 persen masyarakat Indonesia menganggap agama sangat penting. Namun, kita masih dihadapkan pada tantangan besar seperti maraknya judi online, pornografi, dan tingginya tingkat korupsi. Oleh karena itu, DDII harus hadir untuk menerangi masyarakat,” jelas Adian.
Dalam kesempatan tersebut, juga disampaikan pesan dari tokoh dakwah, Pak Natsir, melalui Syuhada Bahri kepada Ustadz Adian Husaini. Pesan tersebut mengingatkan pentingnya menjaga keikhlasan, menjadi benteng di hati umat, dan memahami situasi zaman.

Seminar Pendidikan Nasional yang Ideal
Seminar yang berlangsung setelah pelantikan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang. Wahiduddin, perwakilan Dinas Pendidikan Kota Samarinda, menegaskan bahwa pendidikan memiliki peran penting sebagai sarana untuk menjaga kemuliaan manusia.

“Pendidikan harus memiliki sentuhan dakwah agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Hal ini bisa dicapai dengan lima komponen utama: menyiapkan sumber daya manusia, pendanaan, sistem pendidikan yang sistemik, kolaborasi dengan pemerintah, dan substansi pendidikan yang melibatkan para dai,” ujar Wahiduddin.
Sementara itu, Ustadz Adian Husaini menyoroti pentingnya pendidikan ideal dalam perspektif Islam. Ia mengutip pemahaman Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib terkait ayat “Quu anfusakum wa ahlikum nara” yang menegaskan bahwa pendidikan adalah proses mendidik dan mengajarkan.

“Sejarah mencatat bagaimana pasukan Islam yang baru terbentuk mampu mengalahkan Romawi. Ini menunjukkan kekuatan pendidikan yang terintegrasi dengan dakwah,” tambah Adian.

Adian juga menyinggung pertumbuhan pesat pesantren di Indonesia. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Pesantren pada 2019, jumlah pesantren meningkat menjadi 43 ribu, dengan rata-rata tujuh pesantren baru berdiri setiap hari.
Ia mengakhiri paparannya dengan mengingatkan pentingnya keikhlasan guru. “Menurut Pak Natsir, kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh sekelompok guru yang ikhlas. Kekurangan pendidikan kita saat ini adalah kurangnya penekanan pada keterampilan menulis. Ini adalah PR kita bersama,” tutupnya.

You may also like

Leave a Comment